Dapodikdas dan Dapodikmen akan menjadi satu aplikasi Dapodikdasmen yang tak lama lagi bakal rilis, pada kesempatan itu jelasnya integrasi Dapodikdas dan Dapodikmen menjadi satu bagian penting dalam pendataan pendidikan, seperti berita yang di kutip dari dikdas kemdikbud.
Seiring penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah akan diintegrasikan menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hal ini disebutkan dalam BAB II (Organisasi), Pasal 4 (d).
Seiring penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah akan diintegrasikan menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hal ini disebutkan dalam BAB II (Organisasi), Pasal 4 (d).
Integrasi dua Direktorat Jenderal di
atas, berimplikasi pada integrasi berbagai program dan kegiatan yang
mulanya ada pada masing-masing Direktorat Jenderal. Salah satu yang akan
bergabung adalah Data Pokok Pendidikan jenjang Pendidikan Dasar
(Dapodikdas) dan Data Pokok Pendidikan jenjang Pendidikan Menengah
(Dapodikmen), menjadi Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dapodikdasmen).
Melihat rencana integrasi tersebut,
Supriyatno, Kepala Subbagian Data dan Informasi, Bagian Perencanaan dan
Penganggaran, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,
menyambut baik karena dari sisi struktur data, antara Dapodikdas dan
Dapodikmen cenderung sama.
“Cuma startnya tidak bersamaan, sehingga Dapodikdas itu memang lebih maju,” ujar Supriyatno di sela-sela acara Training of Trainers (ToT) Sistem Pendataan Pendidikan Dasar Angkatan Kelima, di Hotel New Ayuda, Cipayung, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 10 April 2015.
Mengingat perbedaaan pada tingkat
permulaan tersebut, Supriyatno berharap agar penggabungan antara
keduanya dapat dilakukan secara bertahap hingga sampai pada satu titik
temu.
“Harapannya, pada tahun ajaran baru
nanti, yaitu periode penjaringan data semester satu tahun 2015/2016,
sudah bisa diintegrasikan,” tambah Supriyatno.
Sementara ini, lanjut Supriyatno, sedang
dipikirkan titik temu beberapa hal yang sifatnya tidak fundamental.
Misalnya, untuk tunjangan profesi, di mana data yang tersaji dalam
Dapodikmen belum bisa digunakan. Sementara data di Dapodikdas sudah
dapat digunakan.
“Nah, hal seperti ini yang harus ditemukan,” pungkasnya.*
Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2015 berikut kouta
Pemerintah bakal menyelenggarakan seleksi CPNS dari jalur umum atau honorer kategori dua (K2) pada 2015 ini. Tes yang rencananya digelar sekitar Agustus-September itu akan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT).
Pemerintah bakal menyelenggarakan seleksi CPNS dari jalur umum atau honorer kategori dua (K2) pada 2015 ini. Tes yang rencananya digelar sekitar Agustus-September itu akan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT).
Menurut Deputi SDM Aparatur Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB)
Setiawan Wangsaatmaja, pemerintah tengah menghitung jumlah kebutuhan
pegawai di seluruh instansi. Pemerintah tetap merujuk pada moratorium
CPNS.
"Moratorium CPNS tetap jalan, namun
sifatnya terbatas. Masih ada jabatan-jabatan yang kami buka. Antara lain
tenaga pedidik, kesehatan serta tenaga fungsional.
tertentu seperti
jaksa, penyuluh, dan lainnya," kata Setiawan, Jumat (27/3).
"Kalau disesuaikan dengan semangat zero
growth, otomatis kuota CPNS yang direkrut akan berkurang mengikuti
jumlah pensiun. Namun, itu tidak pakem. Artinya, kuotanya bisa kurang
dari jumlah PNS yang pensiunnya.
Jadi, kalau yang pensiun tahun ini sekitar 100 ribu, tidak akan mungkin lebih dari itu kuota CPNS baru," tuturnya. (sumber : www.jpnn.com)
Kuota yang disiapkan akan mengikuti
jumlah pensiun. Tahun ini, diperkirakan ada sekitar 75 ribu-100 ribu PNS
yang masuk batas usia pensiun (BUP). Namun, jumlah itu akan dipetakan
lagi.
"Jadi bukan berarti 100 ribu PNS yang
pensiun lantas kami angkat juga 100 ribu. Kami lihat dulu yang pensiun
ini ada di jabatan mana," ucapnya.
Kalau jabatan tenaga administrasinya
yang sedikit, otomatis kuota CPNS tahun ini juga banyak. Sebaliknya,
bila tenaga administrasinya banyak, kuota CPNS tahun ini akan mengecil
karena yang dimoratoriumkan adalah administrasi.
Jadi, kalau yang pensiun tahun ini sekitar 100 ribu, tidak akan mungkin lebih dari itu kuota CPNS baru," tuturnya. (sumber : www.jpnn.com)
SDM Rendah ini salah satu faktor utama dalam kemajuan bangsa ini tak terkecuali bagaimana SDM di dunia pendidikan yang merupakan ujung tombak pembangunan generasi yang lebih baik jika mengalami hal yang sama maka tak menutup kemungkinan kemunduran bangsa akan terjadi.
Pada berita yang kami kutip di berita satu.com menyangkut kualitas guru.
Pada berita yang kami kutip di berita satu.com menyangkut kualitas guru.
Guru-guru di setiap
jenjang pendidikan perlu terus mendapatkan pendidikan dan pelatihan,
baik melalui program pendidikan berijazah atau lembaga pendidikan formal
maupun lembaga pendidikan nonformal.
Hal tersebut dikatakan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies R Baswean pada Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Pendidikan se-Provinsi Jambi di
Ratu Convention Center (RCC), Kota Jambi, Kamis (26/3).
Musrenbang tersebut
dihadiri sekitar 800 orang guru dan jajaran pejabat dinas pendidikan dan
kebudayaan se-Provinsi Jambi. Turut hadir pada kesempatan itu, Gubernur
Jambi, Hasan Basri Agus dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jambi, Rahmat Derita Harahap.
Menurut Anies, berbagai penelitian
mengenai pendidikan secara global menempatkan Indonesia sebagai negara
yang masih jauh tertinggal di bidang pendidikan.
Berdasarkan pemetaan
pendidikan global, Indonesia menempati peringkat 40 atau terakhir dari
40 negara. Kemudian menurut penelitian literasi sains internasional,
Indonesia menempati peringkat 40 dari 42 negara.
Hal tersebut mencerminkan bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Padahal tingkat melek
huruf di Indonesia saat ini sudah cukup tinggi, yakni mencapai 94 % dan
angka buta huruf di Indonesia kini hanya 6 %.
“Tingginya angka melek huruf tersebut
kurang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan karena
angkanya saja yang tinggi, sedangkan kualitas penduduk Indonesia yang
melek huruf tersebut tetap rendah. Kondisi tersebut dipengaruhi
rendahnya kualitas guru,” katanya.
Menurut Anies, rendahnya
kualitas guru di Indonesia nampak dari hasil uji kompetensi guru secara
nasional yang dilakukan tahun 2012.
Berdasarkan hasil uji
kompetensi guru tersebut, nilai rata-rata guru di seluruh Indonesia
hanya 44,5. Sedangkan nilai kompetensi guru minimal mencapai 70 dari
skor maksimal 100.
“Jadi nilai kompetensi guru di Indonesia
tidak mencapai 50 atau setengah dari skor maksimal kompetensi guru
sebesar 100. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas guru di Indonesia masih
rendah. Rendahnya kualitas guru menjadi salah satu penyebab rendahnya
kualitas pendidikan di Indonesia,”katanya.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan
Indonesia, lanjut Anies, maka kualitas guru di seluruh daerah di
Indonesia harus ditingkatkan.
Jika guru berkualitas,
maka pendidikan juga pasti berkualitas. Jika guru terus maju dan
berubah, maka pendidikan juga akan terus maju dan berubah.
Jika Indonesia ingin anak-anak sekolah menjadi orang hebat di masa mendatang, maka guru juga harus menjadi guru yang hebat.
“Peningkatan kualitas pendidikan tidak
tergantung pada kurikulum, melainkan tergantung pada kualitas guru.
Karena itu peningkatan kualitas guru perlu terus dilakukan. Guru-guru
sebagai pendidik harus terus dididik menjadi guru yang bisa memberikan
inspirasi bagi siwa. Dengan demikian siswa bisa menyelesaikan pendidikan
dengan kualitas mumpuni disertai dengan karakter yang baik,” katanya.